Kamis, 25 Juni 2009

Guru yang Efektif

GURU YANG EFEKTIF (Tinjauan Praktik Tampilan Guru di Depan Kelas)
Dalam pendidikan islam, peranan guru—terutama untuk pendidikan dasar dan menengah—masih cukup besar. Walaupun masih banyak variabel lain yang mempengaruhi prestasi dan kualitas hasil pendidikan, namun guru masih mendominasi, bahkan di beberapa lembaga pendidikan tidak jarang guru masih berperan sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik. Karena itu cukup beralasan adanya upaya peningkatan kualtas efektifitas guru dalam proses pembelajaran terhadap kualtas pendidikan.
Untuk pembenahan ini ada tiga aspek yang harus diperbaiki, yakni; (1) aspek wawasan akademik, meliputi; wawasan medan keilmuan dan wawasan objektif masa depan, (2) aspek metodik, meliputi; strategi belajar mengajar, desain instruksional, evaluasi hhasil belajar, (3) aspek religik, meliputi; pendidikan wawasan niilai, meliputi; pendidikan wawasan nilai, satunya ilmu, iman dan amal.

Peningkatan Wawasan Akademik
Yang dimaksud dengaan wawasan akademik aadalah kemampuan guru untuk menguasai bidang-bidang yang terkait dengan tugas profesi keguruan di mana bidang-bidang tersebut secara langsung menunjang tugas utamanya. Bidang tersebbut jika disebutkan secara ringkas dapat dikelompokkan dalam tiga aspek, yakini penguasaan wawasan medan keilmuan; wawasan medan objektif peserta didik dan wawasan objektif masa depan.
Wawasn wawasan tersebut sebenarnya memiliki konstribusi cukup besar terhadap keberhasilan pengajar. Berdasarkan penilaian, aspek ini memiliki urutan kedua setelah penguasaan bahan.
a) Wawasan Medan Keilmuan.
Di antara ciri masyarakat moderen adalah segala sesuatu menjadi terspesialisasi, bahkan ilmu berkembang dan terbagi ke adalm cabang-cabang yang sangat luas, tidak jarang banyak ilmu yang sudah lupa dengan induknya. Sebagai akibatnya banyak cabang ilmu yang lepas dari filsafat, dan filsafat semakin jauh dari agama, tidak jarang justru dianggap sebagai indikasi dari kemajuan. Namun tidak disadari merupakan awal dari malapetaka, sebab ilmu menjadi semakin sempit dan sekuler.
Akibat lain dari hal ini banyak guru yang hanya memiliki satu keahlian dalam bidang tertentu, tetapi tidak memiliki gambaran tentang bidang-bidang yang terkait. Hal ini mengakibatkan sempitnya wawasan guru dalam mendidik muridnya. Bagi seorang pendidik, perlu memiliki wawasan yang luas tentang medan keilmuan yang terkait dengan tugas utamanya. Sehingga ia mampu mengetahui sejauh mana peranan yang diharapkan darinya untuk mencapai tujuan pendidikan masih tinggi. Hal ini menjadi sangat penting kaitannya dengan cara guru mengambil kebijakan dalam menyajikan bahan pengajaran maupun menilai hasil-hasil belajar peserta didik.
Bentuk dari wawasan medan keilmuan sosial di sini adalah mengetahui ilmu-ilmu sejenis dan ilmu-ilmu bantu serta yang terkait dengan bidang studi yang diajarkan. Mengetahui alur ilmu yang diajarkan tersebut dengan segala fadhilahnya serta keterbatasannya. Sebab tidak semua ilmu itu memiliki fadhilah yang sama, serta masing-masing ilmu memiliki jangkauan yang terbatas sifatnya.
Seperti keterbatansan ilmu bahasa adalah sebagai alat untuk memahami ilmu intinya; keterbatasan ilmu kalam untuk mengetahui kebenaran dan kebesaran Allah dengan rasio; ilmu fiqh adalah untuk mengetahui kewajiban dan larangan bagi manusia dan kifayahnya. Ilmu-ilmu tersebut tidak mampu menenemkan kecintaan terhadap Allah Swt sebagaimana kelebihan ilmu tasawuf.
Bahaya dari sempitnya pandangan pendidik terhadap wawasan keilmuan adalah munculnya pandangan yang sempit bahwa kebenaran hanyalah apa yang terdapat dalam ilmunya, serta menolak bahwa di luar ilmunya masih terdapat dunia yang luas.
b) Wawasan Medan Objektif Peserta Didik
Tidak sedikit pendidik yang masih asing terhadap sasaran garapannya, sehingga pendidik tersebut tidak memiliki pandangan yang reallistis terhadap peserta didiknya. Ia memandang peserta didiknya sebagai anak dewasa sama dengan banyagan dirinya, dan mereka memperlakukan peserta didik seperti memperlakukan terhadap dirinya sendiri.
Padahal dalam kenyataannya, peserta didik itu memiliki karakteristik khusus, yakni memiliki keragaman kemampuan intelektual, minat dan perhatian, latar belakang sosial ekonomi, dan keadaan fisik biologis. Hal ini tentu menuntut perlakuan yang berbeda pada masing-masing anak, sebab anak tumbuh dalam jiwanya sendiri-sendiri dan dalam alam yang berada satu dengan yang lain.
Untuk lebih mengenali medan peserta didik secara mendalam, setiap pendidik perlu mengetahui psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan yang merupakan cabang dari psikologi anak.
c) Wawasan objektif masa depan
hakekat pendidikan adalh menyiapkan generasi muda untuk dapat menghadapi persoalan-persoalan hidup dan kehidupan di masa yang akan datang. Masa depan adalah milik peserta didik, tetapi kemampuan mereka untuk melihat masa depan itu terbatas. Untuk itu pendidik perlu memberikan wawasan terhadap peserta didik untuk mengantisipasi keadaan masa depan yang masih gelap.

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar